Cinta dan nafsu terkadang sulit untuk di bedakan. Hal ini
dikarenakan oleh keterkaitan dua hal tersebut dengan emosi dan perasaan. Cinta
sangat melekat dengan perasaan individual sedangkan nafsu lebih menekankan pada
kehendak yang kuat. Namun bukan berarti cinta dan nafsu tidak dapat dibedakan.
Perbedaan antar cinta dan nafsu terlihat pada tindakannya.
Ketika seseorang benar-benar mencintai pasangannya maka seharusnya hanya ada
satu benak saja dalam pikirannya yaitu bagaimana caranya agar saya menunjukkan
rasa cinta saya dengan memberikan yang terbaik bagi pasangan saya ?? Bukan
bagaimana caranya agar dia memuaskan ‘nafsu’ saya ??
Masa awal pacaran merupakan masa penjajakan dan masa yang
paling indah. Di sinilah cinta dan nafsu tersamar dengan baik. Jika memang ia
mencintai pasangannya, tentu hal-hal yang berbau nafsu agak canggung untuk
dilakukan. Pasangan yang baik tidak akan melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan pasangannya apalagi membujuk pasangannya untuk memenuhi nafsunya.
Namun jika memang tujuan awal berpacaran adalah nafsu maka tidak ada cinta yang
sesungguhnya di antara mereka melainkan hanya ada apa yang di kenal dengan
‘cinta satu malam’.
Perbedaan antar cinta dan nafsu terletak pada pikiran
pasangan anda. Berpacaran bukan berarti tidak diperkenankan tidakan fisik
melainkan atas dasar apa tindakan fisik yang wajar tersebut di lakukan. Sebagai
contohnya adalah ketika pasangan anda memeluk anda, ada dua hal yang terbesit
dalam pikiran pasangan anda. Yang pertama, ia memeluk karena ia ingin
memberikan rasa nyaman dan melindungi anda atau ia memeluk anda sembari
membayangkan strategi berikutnya apa ?? Jika memang cinta maka ia sangat
mengetahui sampai sejauh mana anda pantas diperlakukan dan ketika anda menolak
tentu saja ia harus menghargainya. Namun jika pasangan anda menjadi marah atau
emosi maka tentu saja yang ia pikirkan adalah nafsu bukan cinta.
Cinta memikirkan konsekuensi sedangkan nafsu tidak memikirkan
akibat dari tindakannya. Jika memang atas nama cinta pikirkanlah dengan baik
apa konsekuensinya yang terburuk dan pikirkan juga apakah anda rela untuk
memberikan konsekuensi itu kepada pasangan yang anda cintai. Jika anda rela
memberikan konsekuensi itu kepada pasangan anda maka anda hanya bernafsu dan
tidak mencintai. Jika memang atas nama cinta maka ia akan mempersiapkan hal-hal
yang diperlukan agar nafsu itu menjadi indah pada waktunya yaitu misalnya pada
saat menikah nanti. Hal ini terwujud dalam tindakan pasangan anda yang
mempersiapkan hal-hal di masa mendatang agar dapat menjadi pasangan hidup yang
saling mencintai dan langeng. Di sinilah cinta dan nafsu di pisahkan.
Dalam pernikahan, terutama pernikahan yang langgeng, cinta
dan nafsu dapat dengan mudah di bedakan. Siapakah yang secara umum dapat
bernafsu ketika melihat pasangannya yang sudah keriput, ompong, ubanan,
bergelambir dan sebagainya ?? Tentu saja yang masih bisa bernafsu adalah
pasangan yang mencintainya, yang menerima dia karena dirinya bukan karena
kepuasan semata.
Cinta dan nafsu adalah dua hal yang sangat berbeda namun
saling berkaitan. Cinta sejati memberikan amunisi bagi nafsu namun nafsu tidak
penah memberikan amunisi bagi cinta. Cinta yang baik membawa bahagia dan suka
cita yang berkepanjangan sedangkan nafsu membawa bahagia dan suka cita yang
singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar